Kisah Anak Penyuka Keju (Belanda)

Alkisah, ada seorang anak dari negeri Belanda bernama Klaas van Bommel. Ia baru berusia dua belas tahun. Walau masih kecil, namun selera makannya sangatlah besar, terutama saat ia memakan keju, karena Klaas sangat suka sekali dengan keju. Ketika Klaas sudah menyantap keju, ia selalu minta tambah dan tidak pernah puas makan keju. Ia selalu minta lagi dan lagi hingga persediaan keju untuk hari itu di rumahnya habis dimakannya. Ibu Klaas keheranan dengan nafsu makan anaknya itu.

Pada suatu hari, Klaas sedang lahapnya menyantap keju dan lagi-lagi ia tidak pernah puas. “Mah… aku minta keju lagi mah,” ucap Klaas kepada ibunya. “Tidak..tidak! Kau sudah makan banyak keju hari ini, persediaan di lemari sudah kau habiskan,” kata ibunya. Ibunya sengaja berbohong pada Klaas supaya Klaas berhenti makan keju karena ia sudah makan banyak hari ini.

Mendengar jawaban ibunya, Klaas jadi marah dan kesal, ia pun masuk ke kamarnya sambil cemberut. “Aku benci ibuku. Masa makan keju saja tidak boleh., huh.. ibu jahat,” keluh Klaas kesal. Setelah lama marah-marah dan menggerutu, akhirnya Klaas membaringkan tubuhnya ke tempat tidur. “Mendingan aku tidur saja, semoga saja nanti aku bermimpi makan keju yang uenaak… dan banyak., hem nyam..nyam…,” ujarnya. Setelah meletakkan kepala ke bantal Klaas pun tertidur pulas.

Saat tengah malam, Klaas terbangun, la melihat cahaya di jendela. Ia pun membuka jendela, ia melihat ribuan peri kecil beterbangan. Salah satu peri itu lalu menghampiri Klaas dan berkata, “Hey Klaas, ayo ikutlah dengan kami! Kami punya banyak sekali keju yang lezat!” Mendengar kata keju, Klaas pun jadi semangat, “Apa?? Keju?? Wah mau.. mau… aku sangat suka sekali keju, baiklah para peri, tunggu aku akan ikut dengan kalian.” Klaas pun segera keluar rumah dan ikut bersama para peri.

Sampailah Klaas di rumah para peri. “Duduklah dengan tenang dan tunggu sebentar, kami akan membawakanmu keju yang banyak,” kata si peri. Klaas lalu duduk di kursi dan ia berkata dalam hati, “Wah., enak nih., para peri akan memberiku keju yang banyak, akan kuhabiskan keju-keju itu, aku sudah sangat lapar nih.”

Lalu tak lama kemudian, para peri datang membawa keju dan melemparkannya ke arah Klaas. “Ini Klaas, silahkan makan keju ini dan selamat menikmati,” ujar peri. Klaas pun segera menangkap keju-keju lalu memakannya dengan lahap.

Klaas senang sekali karena mendapat banyak keju. Ia terus memakan keju-keju pemberian para peri. Tapi, peri-peri itu terus-menerus melemparkan keju sehingga keju pun mulai menumpuk. Lama-lama perut Klaas kekenyangan ia tidak mampu makan keju lagi. Tapi, para peri tidak berhenti melempar keju. “Sudah., sudah., aku sudah kenyang, tolong berhentilah melempariku dengan keju… perutku sudah tak muat lagi diisi keju,” ujar Klass memohon. Namun para peri tidak menghiraukan, mereka tidak berhenti dan terus melempar keju ke arah Klaas sampai tubuh Klaas tertimbun keju, hanya kepalanya saja yang menyembul di antara keju-keju.

Tiba-tiba Klaas melihat segerombolan peri membawa keju yang sangat besar, mereka mau melemparkannya ke arah Klaas. “Jangan., jangan… jangan lemparkan keju besar itu padaku, nanti kepalaku bisa tertimbun keju,” ucap Klaas.

Lagi-lagi para peri tidak menghiraukan dan segera melempar keju besar itu ke arah Klaas. “Jangan!!!… Aaaa!!!,” teriak Klaas. Bruak!!! Klaas terjatuh dari kamarnya dan ia terbangun. Ia berkeringat dingin dan ketakutan karena bermimpi buruk.

Mendengar sesuatu dari kamar Klaas, ibunya pun segera masuk. “Ada apa Klaas, apakah kamu baik-baik saja,” tanya ibunya. Klaas menangis dan memeluk ibunya. Lalu ia menceritakan mimpi buruk itu kepada ibunya. Dan semenjak kejadian itu, Klaas sudah tidak rakus lagi. Ibu pun senang melihat perubahan yang ada pada diri Klaas.