Kisah Burung Beo Yang Suka Meniru
Bigo, Burung Beo akan mendatangi sebuah perayaan Kakapo di Selandia baru. Hal ini sudah sangat ditunggu-tunggu olehnya sejak lama. Tapi, dia tidak tahu bagaimana cara menghormati binatang-binatang di sana. Padahal, acara ini sangat besar, dan akan dihadiri oleh banyak sekali tamu. Bigo Beo takut dia akan berbuat bodoh dan mempermalukan dirinya sendiri.

Sewaktu sampai di Selandia Baru, Bigo Beo mencoba bertanya kepada semua yang ada di sana. Dia bertanya akan jalannya pesta akan seperti apa. Semua yang ditanya mengatakan bahwa mereka hanya harus melakukan apa yang diperintahkan oleh pelayan Kakapo yang bertugas membawakan acara.
“Oho! Rupanya aku hanya perlu menirukan apa pun yang pelayan lakukan” ucap Bigo Beo.
Olala! Bigo Beo benar-benar menirukan semua yang dilakukan oleh pelayan. Mulai dari cara dia berjalan hingga cara memberi hormat kepada tamu lain, ia juga menirukan setiap perkataan pelayan. Semua tamu tidak terlalu memperhatikan Bigo Beo. Hingga suatu saat, Kakapo melihat Bigo Beo sedang menirukan omongan pelayan. Kakapo kaget, lalu segera memanggil Bigo Beo.
“Kau sedang apa di sana?”tanya Kakapo. “Kenapa menirukan pelayan?”
“Loh, bukankah itu cara menghormati tamu-tamu lain? Tadi ada yang bilang kepadaku bahwa aku harus melakukan hal yang diucapkan oleh pelayanmu. Jadi sama saja aku menirukannya, bukan?” Bigo Beo balik bertanya.
Kakapo tertawa terbahak-bahak. “Kau salah sangka, Bigo! Maksudnya nanti di tengah acara akan ada pembawa acara yang mengatur jalannya acara ini. Tetapi bukan berarti kau harus menirukannya. Lagi pula cara tamu-tamu di sini menghormati tamu lain hampir sama dengan di tempatmu.”
Pipi Bigo Beo memerah. Rupanya maksudnya bukan menirukan pelayan. Tetapi tak apa. Bigo Beo suka meniru hewan lain. Meskipun ternyata dia akhirnya mempermalukan dirinya sendiri seperti yang ditakutinya di awal tadi.
Pesan Moral : Meniru perbuatan orang lain tanpa tahu maksudnya berarti membodohi diri sendiri.