Kisah Kemunculan Ahmad

Walau tinggal di kota yang sama dengan Rasulullah SAW, aku mengetahui bahwa beliau tengah mengajarkan Islam justru di tempat yang jauh, Busra.

Busra adalah suatu kota di dekat Damaskus. Kafilah-kafilah yang memulai perjalanan dari Mekkah untuk berdagang harus berhenti di sini. Di kota dengan penduduk sebagian besar beragama Kristen ini ada banyak gereja tua, biara, juga biarawan bijak.

Suatu ketika aku pergi ke Damaskus dan tinggal di sana dalam waktu yang lama. Dalam perjalanan pulang, seperti biasa kami beristirahat di Busra. Tahun itu ada hiburan besar. Orang-orang yang datang dari negeri-negeri lain memenuhi jalanan di Busra. Ketika sedang berjalan di pasar dan berbicara dengan orang-orang, aku mendengar suara seorang biarawan yang bertanya, “Adakah di antara kalian yang berasal dari Mekkah?”

“Ya,” kataku, “aku berasal dari Mekkah.”

Biarawan itu langsung mendekatiku dan bertanya, “Apakah Ahmad sudah muncul?’

Aku bingung. Siapa itu Ahmad? Biarawan itu menjelaskan kepadaku apa yang dimaksudnya dan menambahkan, “Ahmad adalah sang nabi terakhir. Pada masa kita ini, ia akan datang membawa pesan dari Tuhan. Ia akan muncul di Mekkah dan menyebarkan agama ini, kemudian ia akan pindah ke suatu tempat dengan banyak kebun kurma.”

Aku mendengarkan kata-kata biarawan itu dengan takjub. Aku belum mendengar tentang nabi yang muncul di Mekkah. Ketika pergi, biarawan ini menasihatiku, “Kalau kau bertemu nabi ini, jangan mengabaikannya. Berimanlah kepadanya secepat kau bisa dan bergabunglah dengannya.”

Saat pulang, selama perjalanan aku selalu memikirkan nasihat biarawan itu. Apa sebenarnya maksudnya? Apakah seseorang akan benar-benar menjadi nabi di Mekkah?

Begitu sampai di Mekkah, aku bertanya kepada keluargaku apakah ada sesuatu yang tak biasa di kota itu. Mereka berkata, “Cucu Abdul Muthalib mengaku menjadi nabi.”

Tanpa membuang waktu, aku langsung menemui Rasulullah SAW. dan menjelaskan kepada beliau apa yang telah terjadi dalam perjalananku. Lalu, aku pun masuk Islam.