Kisah Kabayan Memetik Buah Nangka Matang (Jawa Barat)

Hari lainnya, Si Kabayan disuruh mertuanya memetik buah nangka matang.

Pohon nangka tersebut terletak di pinggir sungai, dimana tangkainya menjorok di atas sungai.

Si Kabayan memanjat pohon nangka dengan malasnya.

Ia takut mertuanya marah besar jika ia tak menuruti perintahnya.

Diatas pohon ia melihat ada buah nangka telah matang.

Dipetiknya buah nangka matang tersebut.

Tapi sayang, karena cukup sulit, buah nangka tersebut jatuh ke dalam sungai.

Si Kabayan membiarkan buah nangka matang hanyut di sungai.

Ia kemudian pulang ke rumah mertuanya.

Di rumah, mertuanya nampak kesal ketika melihat menantunya pulang tanpa membawa buah nangka matang yang ia minta.

“Mana buah nangka matang yang aku minta petik?” Tanya mertuanya.

“Loh, bukannya buah nangka yang aku petik tadi sudah sampai duluan? Waktu kupetik, buah nangka itu jatuh ke sungai. Nampaknya ia ingin berjalan sendirian. Makanya aku biarkan ia berjalan sendirian. Sudah aku perintahkan agar ia cepat pulang ke rumah, tapi ternyata belum sampai juga nangka itu ya? Dasar nangka tak tahu diri, dia tidak mau menuruti perintahku.” Dengan santainya Si Kabayan menjawab.

“Apa-apaan kamu Kabayan? Mana bisa buah nangka berjalan sendirian ke rumah. Dasar pemalas banyak alasan.” mertuanya berteriak kesal.

Si Kabayan hanya hanya tertawa-tawa dimarahi oleh mertuanya.