Kisah Nabi Idris AS dan Malaikat Izrail

Nabi yang ke-2 adalah Nabi Idris. Beliau keturunan ke-6 dari Nabi Adam. Nama asli Nabi Idris adalah Akhnukh (Henokh), sedangkan dipanggil Idris karena beliau orang yang pandai, cerdas dan rajin mempelajari kitab-kitab Nabi Adam dan Syits.

Nabi Idris mahir membaca dan menulis. Beliau adalah orang pertama di dunia yang menulis dengan pena. Nabi Idris nabi yang pandai karena sejak kecil nabi Idris rajin belajar dan mempelajari banyak hal.

Nabi Idris diutus di tengah-tengah kaum yang menyembah berhala. Mereka memohon dan meminta pertolongan kepada berhala dan meninggalkan ajaran Nabi Adam.

Nabi Idris tidak bosan-bosan mengingatkan kaumnya agar menyembah Allah. Namun, usahanya mendapat penentangan keras. Hanya segelintir orang yang menerima dakwahnya.

Nabi Idris bergelar Asadul Asad (singanya singa) karena keberanian beliau.

Berbagai ancaman dan cemoohan tidak membuat nyali beliau ciut.

Sifat terpuji Nabi Idris as adalah berhati lembut, namun demikian Nabi Idris akan bersikap tegas terhadap orang-orang zalim. Beliau tidak takut pada kematian, sekalipun dalam peperangan.

Pada suatu hari, malaikat Izrail bertamu ke rumah Nabi Idris. Selama empat hari, malaikat Izrail tetap bersama beliau.

“Bagianmana engkau menjalankan tugasmu jika engkau tetap bersamaku?” tanya Nabi Idris.

“Allah menjadikan jiwa-jiwa manusia seperti di dalam sebuah tempayan bagiku. Sangat mudah bagiku mencabut nyawa mereka meski aku bersamamu.” jawab malaikat Izrail.

Tiba-tiba saja, Nabi Idris terpikir untuk meminta sesuatu kepada tamunya.

“Aku ingin tahu rasanya sakaratul maut. Cabutlah nyawwaku.” pinta beliau.

Atas izin Allah, malaikat Izrail mengabulkan permintaan mencabut nyawa Nabi Idris, lalu Allah menghidupkannya kembali.

“Bagaimana rasanya ketika nyawamu kucabut?” tanya malaikat Izrail.

“Rasanya sakit sekali. kulitku terasa seperti terkelupas dari daging,” jawab Nabi Idris.

“Padahal aku melakukannya dengan lembut karena engkau orang yang salih. Orang-orang zalim akan merasakan sakit yang lebih dahsyat lagi,” jelas malaikat lzrail.

“Sekarang, ajaklah aku ke neraka. Aku ingin mellhatnya,” pinta Nabi Idris lagi.

Atas izin Allah, malaikat Izrail mengabulkan permintaan itu.

Sesampainya di neraka, Nabi Idris pingsan. Beliau merasa ngeri melihat malaikat Malik dengan wajah seram menyeret manusia ke dalam neraka.

Beliau juga merasa miris melihat api yang berkobar-kobar, batu-batu panas membara, air mendidih, binatang-binatang berbisa, dan semua yang disiapkan Allah untuk menghukum orang-orang berdosa. Alangkah tersiksanya para penghuni neraka, batin Nabi Idris.

“Bawalah aku ke surga. Aku ingin melihatnya,” pinta Nabi Idris kemudian. Atas izin Allah, malaikat lzrail mengabulkannya.

Sesampainya di surga, Nabi Idris kembali pingsan. Beliau pingsan bukan karena ngeri, tetapi takjub dengan keindahan surga.

Taman-taman bunga menghiasi surga, sungai madu, susu, dan arak mengalir di mana-mana, pohon-pohon hijau dan teduh membuat suasana begitu sejuk, serta istana-istana indah gemerlapan yang dipersiapkan Allah untuk para penghuninya.

“Ah, alangkah bahagianya penduduk surga,” batin Nabi Idris.

“Wahai Idris, waktumu melihat surga sudah habis. Ayo, kita keluar!” kata malaikat Izrail mengingatkan.

“Baiklah,” jawab Nabi Idris.

Keduanya lantas keluar dari surga. Namun, begitu keluar dari pintu surga.

Nabi Idris berkata, “Tunggu sebentar, sandalku ketinggalan di dalam surga. Aku akan mengambilnya.”

Nabi Idris masuk kembali ke surga, sedangkan malaikat Izrail menunggu di luar.

Sudah lama ditunggu, Nabi Idris tidak keluar juga. Lalu Malaikat Izrail menyusul ke dalam dan mendapati Nabi Idris sedang duduk bersantai.

“Hai, Nabi Idris kenapa engkau malah bersantai-santai? Ayolah, kita harus keluar?” ajak malaikat Izrail.

“Aku tidak ingin keluar, wahai Izrail. Aku ingin tetap berada di sini.” jawab Nabi Idris.

Malaikat Izrail kebingungan. Ia tidak tahu harus menjawab apa. Lalu, Malaikat Izrail mengadukan permintaan Nabi Idris kepada Allah SWT.

Ternyata, Allah mengizinkannya sebab Nabi Idris memang salah satu penduduk surga.