Kisah Pelajaran dari Musibah (Cina)

Di suatu desa di Cina, hiduplah seorang ayah dan anak laki-lakinya yang hampir dewasa. Sang ayah memiliki seekor kuda yang gagah. Tetapi hari itu sungguh malang baginya, sebab kuda miliknya hilang entah ke mana. Si anak laki-laki sangat bersedih.

“Sudahlah, ikhlaskan saja kuda kita yang hilang,” nasihat sang ayah.

Sebenarnya ingin sekali anak laki-laki itu mengikhlaskan kudanya. Tetapi, ia sangat mencintai kuda itu. hingga keesokan harinya, tanpa disangka-sangka, kuda miliknya kembali, bahkan bersama dengan seekor kuda betina. Olala… betapa senangnya hati anak laki-laki itu.

“Kau sungguh beruntung,” ujar salah satu tetangga kepada sang ayah. “Kudamu yang hilang telah kembali, bahkan membawa satu kuda betina. Kini, kau memiliki dua kuda sekaligus.”

Sang ayah hanya menanggapinya dengan biasa-biasa saja. Berbeda dengan anaknya yang sangat bahagia. Karena terlalu senang, anak itu lantas mencoba kuda barunya. Olala… rupanya kuda tersebut belum jinak. Anak laki-laki itu jatuh tersungkur. Kakinya terluka cukup parah.

“Ini karena aku terlalu senang, Ayah. Maafkan aku”ucap anak laki-laki itu.

Ayahnya memaafkannya. Kini anak laki-laki itu hanya bisa terbaring di ranjang.

Suatu hari, prajurit kerajaan datang ke desa dan menjemput semua laki-laki muda di sana untuk mengikuti perang. Bersyukurlah anak laki-laki itu, sebab ia tak harus ikut berperang. Ya, itu karena si anak laki- laki belum bisa berjalan karena kakinya masih belum sembuh.

“Kau sungguh beruntung. Anakku yang seusiamu harus ikut berperang. Aku tak tahu apakah dia akan selamat atau tidak dalam peperangan,” ucap salah satu tetangga kepada anak laki-laki itu.

“Mungkin inilah hikmah dari musibah yang kami alami,”jawab ayahnya.

Ayah lelaki itu selalu bersyukur dengan apa yang diberikan oleh Tuhan kepadanya. Termasuk musibah yang sempat menimpa anaknya yang ternyata sebenarnya merupakan sebuah berkah, sebab sang anak jadi tidak perlu ikut dalam peperangan.

Pesan Moral : Pelajaran dari musibah. Dalam setiap musibah yang kita alami, pasti ada hikmah dan pelajaran yang bisa diambil. Tetapi yang lebih penting adalah memperbaiki diri agar bisa lebih baik lagi.