Putri Salju dan 7 Kurcaci Asli (Brothers Grimm)
Ratu sangat senang duduk di dekat jendela, sebab ia bisa melihat pemandangan yang indah. Ada banyak salju, dan udara sangat sejuk. Kicauan burung yang merdu pun menemaninya ketika sedang menjahit sebuah baju.
Ratu berkata dalam hati, “Aku ingin melahirkan putri yang cantik. Kulitnya putih seperti salju, bibirnya merah seperti delima, serta rambutnya hitam pekat dan panjang.” Ya, saat itu Ratu sedang hamil.
Namun, tiba-tiba jari telunjuk Ratu tertusuk oleh jarum jahit. Darah pun menetes dari jari tersebut, jatuh tepat ke salju di bawah jendela.
Beberapa hari kemudian, Ratu melahirkan seorang putri yang cantik dan menggemaskan. Putri tersebut sesuai dengan harapan Ratu.
Sayang, sesaat setelah melahirkan, Ratu meninggal. Putri cantiknya yang bernama Putri Salju pun harus tumbuh tanpa seorang ibu. Raja tidak mau terus bersedih dan melihat putrinya kesepian. Saat Putri Salju dewasa, Raja memutuskan untuk menikah lagi.
Tetapi, sang ibu tiri yang sudah menjadi Ratu itu, bersikap kurang baik kepada Putri Salju. ltu karena ia merasa bahwa Putri Salju telah menyaingi kecantikannya.
Hingga suatu hari, Ratu memiliki rencana yang jahat terhadap Putri Salju. Ia menyuruh seorang prajurit untuk membawa Putri Salju pergi jauh dari istana. Bahkan, ia menyuruh si prajurit untuk mencelakai Putri Salju secara diam-diam.
“Bawa Putri Salju ke hutan, lalu celakai dial Agar aku percaya bahwa engkau sudah mencelakainya, bawakan aku hati Putri Salju!” seru Ratu dengan nada keras.
“Baiklah. Ratu,” ucap si prajurit dengan rasa takut.
Keesokan harinya, si prajurit mengajak Putri Salju ke hutan. Dalam perjalanan, prajurit merasa bimbang. Dia tidak sanggup mencelakakan gadis manis kesayangan Raja.
Akhirnya, si prajurit melepaskan Putri Salju begitu saja. Ia membiarkan Putri Salju hidup sendirian di hutan yang jauh dari istana.
Sebagai ganti hati Putri Salju, si prajurit membawakan hati seekor kerbau untuk Ratu yang jahat itu. Ratu amat bahagia karena mengira Putri Salju telah tiada.
Setiap hari, Ratu bercermin dan memuji dirinya. “Hahaha! Sekarang akulah yang paling cantik di negeri inil”
Sementara itu, Putri Salju kebingungan di hutan. Ia menyusuri hutan, hingga akhirnya ia melihat sebuah rumah mungil dari kejauhan. Ia pun segera mendekati rumah itu.
Putri Salju masuk ke dalam rumah. Di sana, terdapat tempat duduk berjumlah tujuh dan tempat tidur yang berjumlah tujuh pula. Setiap perabotan berjumlah tujuh.
Karena Putri Salju merasa lelah dan lapar, ia segera menyantap makanan yang tersedia di meja makan. Setelah selesai makan, Putri berbaring di kamar. Putri Salju tidak tahu bahwa rumah mungil tersebut dihuni para kurcaci.
Setelah seharian bekerja di hutan, kurcaci-kurcaci pulang ke rumah dengan rasa senang. Mereka sudah sangat lapar dan tak sabar ingin segera makan. Saat membuka pintu rumah, tiba-tiba semua kurcaci terkejut. Makanan telah habis dan hanya sedikit yang tersisa.
“Siapa yang telah memakan makanan kita?” tanya kurcaci pertama.
Kurcaci yang lain melihat ke arah kamar. Mereka segera membuka pintu kamar. Tampaklah seorang putri cantik yang sedang berbaring di kamar.
“Sepertinya dia kelelahan. Biarkan dia beristirahat di sini,” ujar kurcaci kedua.
Tak lama kemudian, Putri Salju terbangun. Ia kaget melihat para kurcaci sudah mengelilinginya. Ia langsung meminta maaf kepada para kurcaci, karena telah masuk rumah tanpa seizin mereka.
Putri Salju juga menceritakan kejadian yang sebenarnya. Karena tak punya tujuan, Putri Salju meminta kepada tujuh kurcaci agar diperbolehkan tinggal bersama mereka di rumah yang mungil.
Dengan senang hati. semua kurcaci menerima kehadiran Putri Salju. Tetapi. mereka mengajukan syarat, yaitu setiap hari Putri Salju harus memasak untuk tujuh kurcaci clan membereskan rumah.
Suatu hari, Ratu sedang bercermin dengan cermin ajaibnya. Dia bertanya, “Hai cermin ajaibku, siapa yang paling cantik di negeri ini?”
Cermin ajaib menjawab, “Putri Saljulah yang paling cantik.”
Seketika, Ratu jadi tahu bahwa Putri Salju ternyata masih hidup. Alangkah marahnya Ratu. Dia telah dibohongi oleh prajuritnya sendiri. Ia pun kembali berniat jahat kepada Putri Salju.
Ratu segera mencari keberadaan Putri Salju. Ia mengubah dirinya menjadi seorang nenek yang membawa keranjang apel. Salah satu apel yang dibawanya telah ia beri racun.
Sampailah Ratu di hutan. Beberapa saat kemudian, ia bertemu dengan Putri Salju. Ratu yang menyamar menjadi nenek, segera menawarkan apel-apel yang dibawanya.
“Maukah engkau tukar apel-apel ini dengan roti yang kau pegang itu, Putri? Aku belum makan beberapa hari ini,” ucap si nenek.
“Tentu, Nek. Terimalah roti ini,” kata Putri Salju yang baik hati.
Tanpa merasa curiga, Putri Salju menerima apel racun itu. Olala, setelah memakan apel tersebut, seketika Putri terjatuh dan tidak sadarkan diri.
Tak lama kemudian. kurcaci-kurcaci pulang ke rumah. Mereka sangat sedih begitu melihat Putri Salju yang terbaring dan terdiam.
Para kurcaci mengira bahwa Putri Salju telah meninggal dunia. Mereka akhirnya memutuskan untuk memasukkan Putri Salju ke dalam peti. Peti tersebut mereka letakkan di depan rumah.
Pangeran berkuda yang sedang menyusuri hutan, melihat ada peti yang diletakkan di luar rumah. Pangeran segera mendekati peti itu. Ia terpesona dengan kecantikan Putri Salju yang terbaring di dalam peti.
“Apakah ini putri yang selalu datang dalam mimpiku? Sungguh, dia begitu cantik,” gumam Pangeran.
Karena penasaran, Pangeran membuka peti tersebut dan menyentuh tangan Putri. Ajaib! Sentuhan tangan Pangeran membuat Putri Salju perlahan membuka mata.
Semua kurcaci yang menyaksikan kejadian tersebut, menjadi amat gembira. Putri Salju pun tersenyum kepada Pangeran.
Pangeran lalu berlutut kepada Putri Salju. Ia menginginkan Putri Salju untuk menjadi permaisurinya. Dengan perasaan senang, Putri Salju menganggukkan kepala. Mereka pun akhirnya menikah dan hidup bahagia dengan tujuh kurcaci.
Pesan moral dari Dongeng Putri Salju dan 7 Kurcaci ini adalah jadilah anak yang baik dan saling menolong dengan sesama.