Kisah Rubah dan Si Kuda Tua

Seorang petani memiliki seekor kuda yang setia, akan tetapi sayang kuda itu telah tua dan tidak dapat bekerja lagi. Petani tersebut setiap hari mengeluh tentang makanan yang harus diberikan kepada si Kuda Tua tersebut.

Suatu hari si Petani itu berkata dengan ketus, “Aku tidak bisa lagi memelihara kamu, tetapi aku masih bisa berbaik hati kepadamu, jika kamu mampu membuktikan bahwa kamu masih kuat untuk membawakan aku seekor singa. Kalau bisa, aku akan tetap memelihara kamu selama-lamanya. Tetapi untuk sekarang, pergilah dan tinggalkanlah kandang kudaku,” usirnya sembari melepaskan si Kuda Tua itu pergi.

Kuda yang malang menjadi sangat sedih, dan masuk ke hutan untuk berlindung dari terpaan angin dan cuaca yang buruk. Di hutan tersebut, dia bertemu dengan seekor rubah yang berkata simpatik, “Mengapa kamu sangat murung, dan tampak berjalan dengan kusut?”

“Keserakahan dan kejujuran tidak dapat hidup bersama. Majikan, pemilikku telah melupakan semua jasa dan pelayanan yang aku berikan selama bertahun-tahun. Karena aku sudah tidak bisa lagi menarik bajak untuk membajak, maka dia pun tidak mau memberi aku makan lagi, bahkan mengusir aku pergi,” kata si Kuda Tua itu dengan berlinang airmata.

“Tanpa pertimbangan apa-apa?” tanya si Rubah dengan nada iba.

Si Kuda Tua itu mengangguk. “Ya, dia hanya hanya berkata, apabila aku bisa membuktikan diri bahwa aku masih kuat, dan bisa menangkap seekor singa serta membawa singa tersebut ke hadapannya, maka dia akan tetap memeliharaku, tetapi dia tahu bahwa tugas itu merupakan tugas yang tidak mungkin bisa aku laksanakan,” keluhnya.

Si Rubah yang cerdik itu berkata, “Aku akan menolong kamu, sekarang berbaringlah kamu di sini, luruskan kakimu seolah-olah kamu telah mati.”

Si Kuda Tua itu pun melakukan apa yang diperintahkan kepadanya. Tidak lama kemudian, si Rubah mengunjungi sarang singa yang terletak tidak jauh dari sana. Dia lalu berkata, “Aku melihat seekor kuda yang sudah mati di sana, ikutlah bersamaku dan kamu akan mendapatkan mangsa yang lezat.”

Si Kuda Tua menyeret singa di belakangnya

Si Singa pun ikut bersama rubah menuju ke tempat di mana si Kuda berbaring. Saat tiba, si Rubah berkata lagi, “Kamu tidak bisa makan dengan nyaman di sini. Aku mengusulkan agar kamu mengikat tubuhnya ke tubuhmu, lalu menariknya masuk ke sarangmu, di sana kamu bisa menikmatinya dengan tenang.”

Usul tersebut terdengar sangat bagus, dan dia pun berdiri dekat si Kuda Tua agar si Rubah bisa mengikat tubuh mereka berdua dengan seutas tali. Saat si Rubah mengikatkan tali ke singa, dia juga mengikat kaki si Singa dengan kencang, lalu tali tersebut diikatkan ke ekor si Kuda Tua.

Setelah selesai, dia pun menepuk pundak si Kuda Tua, lalu berkata, “Tariklah wahai Kuda Tua! Tarik!”

Si Kuda Tua langsung meloncat dan berdiri, kemudian menarik si Singa di belakangnya. Si Singa menjadi sangat marah dan mengaum sepanjang hutan, dan hal itu membuat semua burung di hutan menjadi ketakutan dan beterbangan.

Tetapi si Kuda Tua tidak peduli dan tetap membiarkan si Singa mengaum. Dia tidak pernah berhenti berlari menuju rumah bekas majikannya, sampai akhirnya tiba di depan pintu rumah majikannya.

Ketika si Majikan melihatnya, dia pun menjadi sangat senang dan berkata kepada si Kuda Tua itu, “Kamu sepantasnya tinggal bersama aku. Aku akan memberimu makan dan menyenangkan kamu sepanjang hidupmu.”