Sang Kancil Dan Sang Raja Siput (Malaysia)
Pagi hari di pinggiran sebuah sungai yang sangat jernih airnya, terlihat banyak sekali ikan yang sedang berenang kesana-kamari mencari makan, kesempatan air sungai yang sedang pasang dengan segera dimanfaatkan ikan penghuni sungai tersebut.
Sebab setelah nanti air kembali lagi surut, ikan-ikan tersebut akan segera bersembunyi di lubang-lubangnya atau di bawah akar-akar pepohonan yang tumbuh disekitar pinggiran sungai tersebut untuk menanti kesempatan hari berikutnya kembali lagi mencari makan.
Benar saja tidak begitu lama kemudian air pun dengan sedikit-dikit surut kembali dan akhirnya tinggallah sedikit air yang mengalir dari hulu sungai serta lumpur-lumpur basah yang cukup dalam.
Tidak lama kemudian muncullah beberapa ekor siput yang keluar dari selah-selah pepohonan di pinggiran sungai tersebut, namun bukan satu atau dua saja yang keluar melainkan begitu banyak hingga lama-lama mencapai ribuan siput dari yang kecil sampai yang sangat besar sekali.
Gelombang kemuncullah siput tersebut berjalan dengan cepat sekali, entah dari mana asalnya yang jelas dari ukuran kecil sampai yang ukuran paling besar atau Rajanya telah berada berbaris rapat memenuhi pinggiran sungai tersebut.
Ternyata sang Raja siput telah mengundang seluruh rakyat penduduknya untuk diminta pertolongan tentang penyambutan tamu agung yang akan singgah di negeri keRajaan siput tersebut.
Dan yang menjadi tempat untuk pertemuan adalah pinggiran sungai tersebut, sehingga telah terkumpul begitu banyak siput-siput yang hadir saat itu dari berbagai kalangan tingkat status dalam kehidupan siput menurut pangkatnya.
Ada siput pemimpin yang bertubuh gemuk-gemuk dan ada siput yang badannya agak sedikit kecil, dia adalah siput pembantu dari pemimpin-pemimpin yang telah hadir di tempat tersebut, sementara siput yang gemuk adalah pembantu Raja siput yang tugasnya membantu segala keperluan sang Raja siput.
Setelah dirasakan hamba kalayak ramai dan rakyat siput sudah terkumpul semua, barulah sang Raja berkata dengan lantang apa yang menjadi masalahnya sehingga seluruh penduduk siput dia undang ketempat tersebut.
“Rakyatku yang aku cintai semuanya! yang telah hadir memenuhi undanganku, aku ucapkan selamat datang dan banyak terima kasih karena telah sudi datang ketempat ini,” kata sang Raja penuh wibawa dalam kata-katanya.
“Di pagi yang udaranya begitu segar ini! aku sengaja mengundang kalian semua khususnya pembantu-pembantu setiaku dan umumnya seluruh rakyatku tercinta, tidak lain karena aku sangat membutuhkan tenaga dan pemikiran kalian,” kata sang Raja siput.
“Baiklah paduka Raja, namun apakah sekiranya yang akan dikerjakan kami semua?” tanya sang pembantu utama yang tubuhnya tidak terlalu jauh berbeda besarnya dengan sang Raja.
“Aku hanya menyuruh kalian semua untuk selalu bersikap hormat dan selalu waspada karena negeri siput yang kita cintai akan kedatangan seekor tamu yang berakal cerdik dan sangat pintar! dia bernama sang Kancil,” tutur Raja kemudian.
“Sang kancil!” kata seorang pembantu Raja. “Saya pernah mendengar namanya tetapi saya belum pernah melihatnya dan berjumpa dengannya,” katanya lagi.
“Jangan takut kita semua tentu akan melihat binatang tersebut, sebab menurut rencana beliau akan datang hari ini dan lewat di negeri kita, mungkin tidak lama lagi,” kata Raja.
“Apakah keistimewaan binatang yang bernama kancil itu paduka? Sehingga Raja menyarankan untuk selalu waspada kepada kami semua,” pembantu Raja yang lain nyeletuk bertanya.
“Aku telah banyak mendengar sepak terjangnya mengenai binatang yang bernama kancil tersebut sangatlah cerdik akalnya, banyak sudah binatang lain yang tertipu olehnya sampai-sampai beliau ingin menjadikan dirinya seorang Raja dari seluruh binatang yang ada di muka bumi karena akal cerdiknya,” kata sang Raja.
Setelah mendengar apa yang dijelaskan sang Raja, mereka seluruh rakyat siput dari pembantu kepercayaan Raja sampai pembantu-pembantu yang lainya dan semua khalayak yang hadir sejenak merenung memikirkan kehebatan binatang yang bernama kancil.
Namun ada juga yang berkata begini, “cerdik sih cerdik serta hebat tetapi apa gunanya kalau kecerdikkan akalnya hanya untuk menipu binatang lain,” katanya mencemoohkan.
Ada juga yang tidak percaya sebelum melihat atau menyaksikan secara langsung sampai dimana kecerdikan akal dari sang kancil ini sehingga dia bersikap begitu pongah. Serta masih banyak pertanyaan-pertanyaan lain dari hati seluruh rakyat siput yang belum bisa terjawab sebelum menyaksikan sendiri kehebatan sang kancil.
Raja dengan segera memberi perintah kepada bawahan kepercayaan untuk segera menyuruh pembantu-pembantunya yang berjumlah ribuan bersembunyi dibalik lumpur.
Tidak lama kemudian dari kejauhan terdengar suara-suara aneh bagi rakyat siput yang sedang berkumpul, seperti seekor kambing yang sedang makan rumput yang biasa mereka saksikan di pinggir sungai namun bunyinya terdengar sangatlah asing bagi mereka semua.
Dengan sangat gesit sekali seekor binatang yang badannya sangatlah ramping telah hadir di depan sang Raja siput, kancil dengan sekali loncat dari pinggir sungai kini dia telah berada dihadapan Raja.
Ternyata sang kancil sedang minumi air di pinggir sungai dan dengan sengaja dia pun memperlihatkan kegesitannya di depan khalayak rakyat siput yang sedang berkumpul dan juga sang Raja siput, dia pamer ketangkasan.
Dengan membusungkan dadanya dia berjalan bagaikan binatang yang sangat sakti serta tidak pernah kalah dalam bertempur, gagah benar peragainya kala itu.
“Apakah kalian tidak ada kerjaan selain berkumpul-kumpul tidak karuan? Dan apakah kalian tidak tahu siapa yang sedang berjalan dihadapan kalian ini? Akulah sang Raja yang akan memimpin seluruh binatang yang terdapat di muka bumi ini!” kancil berkata dengan sangat angkuh sekali.
Semua rakyat siput hanya terdiam mendengar apa yang barusan dikatakan sang Raja congkak dan gila hormat tersebut, hati semua penduduk siput jadi merasa tidak enak sekali, apalagi sang kancil berbicara begitu di depan sang Raja siput yang mereka sangat hormati.
Serta selanjutnya kancil berbicara kembali, “dengarlah kalian semua yang ada disini, sekarang aku telah diakui seluruh khalayak dunia bahwa mereka tahu akulah orang yang paling cerdik dan akan memimpin dunia,” sang kancil berkata lagi dengan gaya yang lebih angkuh dan gagah.
“Untuk itu mulai dari sekarang selayaknya kalian yang ada disini dan seluruh rakyat binatang menghormati dan tunduk atas semua kehendakku,” kata kancil dengan tegas.
Mendengar begitu sombongnya sang kancil barulah sang Raja siput berdiri seraya berkata. ” Hai kancil! mau apakah sebenarnya engkau ini datang ke negeriku? Dan sudah berapa banyak binatang lain yang engkau telah tipu dengan akal muslihatmu?” tanya sang Raja siput dengan nada suara yang keras.
“Maaf Raja siput, engkau jangan salah mengartikan aku sebagai penipu, sebab dalam membela diri dengan akal yang sangat cerdik itu bukanlah menipu!” seru yang kancil juga dengan nada suara yang tidak kalah kerasnya dari sang Raja siput.
“Dan ingat sang Raja siput, aku pun dengan mudah bisa lepas dari cengkeraman manusia bukan saja binatang buas lainnya! Bukankah itu akal yang sangat cerdik yang aku miliki,” katanya lagi sangat berbangga diri.
“Hai Raja binatang yang cerdik, coba engkau ceritakan bagaimana bisa lepas dari cengkeraman binatang buas serta manusia?” tanya seoarang rakyat siput yang posisi duduknya dekat sekali dengan sang kancil yang masih tetap berdiri dengan gayanya yang sangat gagah.
“Itu perkara mudah sekali bagiku, hanya dengan sebuah hadiah tabuhan ajaib yang terbuat dari sarang binatang lebah penyengat yang sangat beracun aku berikan kepada sang harimau buas. Aku pun telah berpesan kepada sang Raja hutan untuk tidak memukul sembarang waktu namun karena kebodohan sang Raja hutan, bola ajaib tersebut dengan tidak sabar langsung saja dipukul dan apa yang terjadi berikutnya sang Raja hutan harimau mati terkapar disengat ribuan lebah beracun yang ngamuk sarangnya dirusak, mengenaskan sekali,” katanya.
“Mengenai aku bisa terlepas dari manusia yang menurut kabar manusia sangat pintar akalnya, itu pun perkara mudah sekali bahkan sangatlah mudah. Begitu ceritanya ketika aku tertangkap oleh seorang pemburu aku pura-pura menjadi bangkai dengan memanggil seluruh lalat hijau yang besar-besar untuk mengerubuni tubuhku, manusia pemburu binatang terpedaya serta menyangka aku sudah mati dan berbau busuk karena banyak lalat hinggap di badanku, dengan sendirinya aku pun ditinggalkan pemburu tersebut,” katanya sangatlah berbangga diri sekali.
“Hebat-hebat! namun aku masih penasaran dengan kehebatanmu sebab akau sendiri hanyalah mendengar kabar saja belum melihat dengan mataku sendiri, maka untuk itu aku ingin bukti atas kecerdikkan yang engkau miliki,” kata Raja siput.
“Jadi engkau mau bukti, apa yang harus aku buktikan,” kata kancil serentak menjawab.
“Mudah saja dengan kegesitan yang engkau pamerkan tadi serta akal cerdikmu aku menantangmu untuk berlomba lari sampai di hulu sungai ini, kalau engkau menang aku percaya engkau hebat dan sangat cerdik, layak untuk menjadi pemimpin yang akau banggakan,” tantang sang Raja siput.
“Benarkah engkau menantangku lomba lari! apakah telingaku tidak salah dengar? mana mungkin engkau yang sangat kecil menantangku dengan lomba lari dan lagi jalanannya berlumpur serta engakau berjalan sangatlah pelan,” kata sang kancil sambil tersenyum dengan mulut dimuncungkan meledek sang Raja siput.
“Namanya perlombaan harus ada yang menang dan ada yang kalah, kalau pun aku kalah itu wajar saja namun kalau engkau yang kalah itu sangatlah memalukan,” kata sang Raja siput tegas sekali.
“Baiklah kalau itu maumu aku akan datang besok pagi-pagi sekali berlomba denganmu, engkau siapkan mental dan fisikmu untuk menghadapi kekalahanmu! hahaha,” kata sang kancil sambil terus berlari dari tempat itu masuk ke hutan lebat dengan gerakkan yang sangat gesit lincah sekali.
Embun pagi masih menyelimuti sekitar area sungai yang akan dijadikan arena lomba lari, namun sang Raja siput telah hadir ditempat tersebut diiringi ribuan pembantunya yang setia.
“Pembantu kepercayaanku serta pembantu setiaku, sesuai dengan pernjanjian kita akan berlomba lari dengan sang kancil, untuk itu kalian segera masuk kedalam sungai berbaris sampai di hulu sungai sementara sang kancil akan berlari di pinggir sungai atau daratan, ingat kalau sang kancil bertanya memanggil kita, engkau yang posisinya di depan harus ucapkan kata uuuu, dengan demikian kancil akan mengira aku selalu berada di depannya sampai dia menyerah dan kelelahan, secara tidak langsung kita akan menjadi pemenang dalam perlombaan ini,” kata Sang Raja memberikan cara atau trik yang sangat hebat dan dimengerti semua pembantunya.
Dengan serentak pembantu Raja siput berbaris di dalam air sampai mencapai hulu sungai karena jumlah mereka sangatlah banyak sekali, tinggallah kini Raja siput sendirian menanti kedatangan sang kancil.
Namun dibalik semak-semak serta lumpur-lumpur yang tidak terlihat beribu-ribu mata dari khalayak rakyat siput telah siap memasang mata untuk menyaksikan perlombaan tersebut.
Tidak lama berselang sang kancil telah hadir ditempat tersebut lalu bertanya kapada sangf Raja siput, “Dimanakah rakyatmu, mengapa mereka tidak menonton perlombaan yang akan memalukan Rajanya?” kata kancil congkak.
“Mereka Rakyatku malah sudah percaya padaku, bahwa engkau akan kalah dalam perlombaan ini sehingga mereka rakyatku malas untuk menontonya,” kata Raja siput.
“Baiklah aku sudah tidak ingin berdebat lagi, kita buktikan saja sabab aku pun masih banyak urusan yang harus akau kerjakan hari ini,” kata kancil dia sudah tidak sabar untuk segera memberikan pelajaran kepada sang Raja siput yang tidak mengerti semua kehendaknya dalam pikiran hatinya.
Mereka berdua rata dalam barisan star lalu, satu, dua, tigaaa!” lomba segera dimulai Raja siput berlari masuk sungai dengan larinya yang sangat pelan sekali, sementara sang kancil melesat berlari sekencang-kencangnya dia ingin cepat menyelesaikan perlombaan ini dengan cepat.
Dalam setiap lima puluh langkah dari loncatan-loncatan yang sangat gesitnya sang kancil berteriak memanggil lawan lombanya karena dia tidak terlihat berada di dalam air.
“Dimanakah engkau! hai Raja siput yang lamban? tanya sang kancil meledeknya.
Namun di depannya dia berlari ada yang menjawab. “Uuuuu.,,, uuu,” jawab siput yang posisinya berada di depan.
“Mengapa dia bisa berlari cepat kalau di dalam air pantas saja dia menantangku,” pikir sang kancil.
Dengan cepat dia pun lalu memacu kekuatan larinya dengan sekuat tenaga yang dimilikinya, nafasnya memburu terengah-rengah ngos-ngosan. “Tertinggal jauhlah kini engkau Raja siput,” pikirnya lagi kemudian.
“Dimanakah engkau Raja siput?” tanya kancil penasaran apakah hasil kerjanya dengan mempercepat lari serta loncatan telah berhasil mendahului sang Raja siput.
Seperti tadi jawaban yang sama terdengar kembali. “Uuuuu,…, uuuu,” jawab siput yang berada di depan sang kancil.
Sang kancil sangat kaget sekali, dia pun sangat marah sekali, ternyata siput berlari sangat cepat di dalam air, untuk itu dia pun lalu menghabiskan seluruh kekuatanya untuk segera mengalahkan Raja siput, seluruh tenaganya dia kuras habis dan ketika berteriak bertanya kepada sang Raja selalu saja sang siput ada di depannya.
Hati sang kancil kini mulai ciut dia pun tidak mau malu kalau sampai kalah dan meneruskan perlombaan dengan segera kancil merubah arah larinya, dia kini berlari menuju hutan belantara dia kalah menyerah terhadap sang Raja siput.
Dan dari kejauhan terdengar suara teriakkan sang kancil. “Engkau memang binatang paling cerdik serta dapat mengalahkan aku, selamat engkau juara dalam perlombaan lari denganku!” serunya.
Raja siput pun mengadakan pesta atas kemenangan tersebut, seluruh khalayak rakyat siput bergembira kala itu. Mereka memuji dirinya masing-masing dengan kerja sama memperdaya orang para siput meraih kemenangan, mereka lupa bahwa tindakkan seperti itu belum tentu benar namun kemenangan telah melupakan diri mereka, mereka pun menjadi bodoh atas kemenangan itu sendiri atau gila kemenangan.
Pesan Moral: Janganlah engkau memperdaya siapa pun, sebab sebaik-baiknya memperdaya adalah tetap tindakkan yang sama nilainya dengan menipu atau membodohi.