Kisah Serigala dan Anjing Penjaga Rumah

Di suatu masa ada seekor serigala yang kurus dan sangat jarang mendapatkan mangsa akibat anjing-anjing desa yang menjaga desa dan ternak, sangatlah sigap dan tangkas. Serigala itu begitu kurusnya sehingga terlihat seperti tulang yang terbungkus kulit saja, dan hal ini membuat serigala tersebut menjadi sedih.

Suatu malam, sang Serigala berpapasan dengan seekor anjing rumah yang gemuk dan sehat, yang berkeliaran sedikit jauh dari rumah tinggalnya. Sang Serigala berpikiran untuk memangsa sang Anjing, tetapi sang Anjing terlihat sangat kuat dan susah untuk dikalahkan. Sang Serigala akhirnya hanya memuji-muji penampilan sang Anjing yang terlihat sehat itu.

“Kamu bisa juga menjadi sehat dan cukup makan seperti saya apabila kamu mau,” kata sang Anjing. “Tinggalkanlah hutan, karena di sana kamu hidup menderita. Mengapa? karena kamu harus bertarung untuk mendapatkan makanan. Contohilah saya dan kamu akan menjadi sehat dan cantik.”

“Apa yang harus saya lakukan?” tanya sang Serigala.

“Hampir dikatakan tidak berat,” jawab sang Anjing penjaga rumah. “Mengejar-ngejar orang yang membawa tongkat dan menangkap tongkat yang dilemparkannya, menggonggongi pengemis yang lewat, menggosok-gosokkan badan pada kaki orang-orang di rumah. Sebagai gantinya kamu akan mendapatkan segala-galanya sedikit-sedikit, tulang ayam, sedikit daging, gula, kue dan lain-lainnya, kamu juga akan mendapatkan kata-kata pujian dan elusan.”

Sang Serigala yang membayangkan segala keindahan itu, membuatnya hampir menangis. Tetapi saat itu dia menyadari bahwa bulu di sekeliling leher sang Anjing sedikit rontok dan kulitnya seperti terdapat bekas-bekas luka.

“Apa yang terjadi dengan lehermu?”

“Ah, tidak apa-apa,” jawab sang Anjing.

“Coba katakan apa yang terjadi pada lehermu itu.” kata sang Serigala.

“Mungkin yang kamu lihat di leher ku adalah bekas kalung di mana biasanya pada kalung tersebut diikatkan pada seutas tali atau rantai.” jawab sang Anjing.

“Apa! sebuah rantai!” tanya sang Serigala. “Jadi kamu tidak dapat bebas ke mana-mana?”

“Tidak selalu! Tetapi apa bedanya?” jawab sang Anjing.

“Semuanya berbeda! Saya tidak peduli akan nikmatnya hidangan yang kamu makan dan saya pasti tidak akan dapat menikmati nikmatnya daging domba yang lembut apabila kebebasan saya dihalangi.” kata sang Serigala sambil berlari masuk ke hutan.

Pesan Moral : Tidak ada yang lebih berharga dibandingkan dengan kebebasan.