Si Bodoh Ondal (Korea Selatan)

Pada zaman dahulu kala, di sebuah kerajaan yang bernama Kaguryeo, hiduplah seorang pemuda bernama Ondal. Si Ondal adalah pemuda yang sangat bodoh. Karena kebodohannya, dia menjadi bahan tertawaan oleh orang-orang di sekitarnya. Si Ondal hidup miskin dan tinggal bersama ibunya. Ibunya adalah seorang janda yang serba kekurangan. Akan tetapi, Si Ondal sangat menyayangi ibunya. Dia akan mengerjakan apa saja untuk membantu ibunya. Dengan tidak segan, Si Ondal melakukan hal bodoh seperti meniru gaya binatang untuk menghibur tetangganya. Para tetangganya akan tertawa terpingkal-pingkal melihat kelucuan Si Ondal. Mereka akan memberi Si Ondal makan apabila Si Ondal dapat menghibur mereka. Kebodohan dan keluncuan Si Ondal pun akhirnya terkenal sampai ke penjuru negeri.

“Hei Ondal ! Coba kau tiru bagaimana monyet berjalan,” seru salah seorang tetangganya.

“Baiklah…,” dengan senang hati, Si Ondal meniru bagaiamana monyet berjalan.

“Ondal, coba kau tiru suara harimau,” kata salah seorang dari mereka.

Si Ondal pun akhirnya mengaum seperti harimau.

Semua tertawa terpingkal-pingkal. Mereka akan memberi upah kepada Si Ondal. Si ondal dapat membeli makanan untuk dirinya sendiri dan ibunya dari upah para tetangganya. Dia tidak peduli dengan ejekan orang lain. Bagi Si Ondal, yang terpenting adalah dapat membantu orang tuanya. Kebahagiaan ibunya adalah kebahagiaan bagi Si Ondal juga.

Di istana, raja sedang pusing menghadapi putrinya yang sering menangis. Putri tersebut bernama Pyeongkang. Sang putri dikenal sangat cengeng namun berhati mulia, cantik, dan juga cerdas. Namun, jika sang putri mengalami kekesalan, dia tidak segan-segan menangis sejadi-jadinya di hadapan khalayak umum. Jika sang putri telah berbuat demikian, sang raja suka mendiamkan putrinya dengan peringatan akan menikahkannya dengan Si Ondal.

“Sudahlah putriku, jangan menangis lagi. Jika kamu terus-terusan menangis, kau akan aku nikahkan dengan Si Bodoh Ondal,” kata sang raja untuk menenangkan putrinya tersebut.

Raja tentu saja tidak berniat menikahkan putrinya dengan Si Bodoh Ondal. Hal tersebut dilakukan raja untuk menenangkan putrinya.

Ketika sang putri beranjak dewasa, sang raja berniat menikahkan sang putri dengan pangeran dari negeri seberang.

“Anakku, kau telah dewasa. Sudah saatnya dirimu dinikahkan dengan seseorang yang pantas dan terhormat. Ayahmu telah merencanakan akan menikahkan dirimu dengan pangeran dari negeri seberang,” Kata sang raja.

“Mohon maaf ayah, saya tidak mau dinikahkan dengan siapapun,” jawab sang Putri Pyeongkang.

“Kenapa kamu tidak mau menikah dengan siapapun?” tanya sang raja keheranan kepada putrinya.

Sang raja akhirnya mendapatkan jawaban yang tidak terduga dari putrinya.

“Ayah pernah berkata bahwa aku akan dinikahkan dengan Si Ondal. Maka, aku tidak ingin menikah dengan siapapun, kecuali dengan Si Ondal,” jawab sang anak.

Seketika sang raja sangat marah mendengarkan penjelasan dari putrinya sendiri. Dia tidak bisa membayangkan apabila putri kesayangannya menikah dengan Si Bodoh Ondal. Dia tidak dapat menerima Si Ondal sebagai menantunya. Sebab, Si Ondal telah dikenal sebagai seorang pemuda bodoh yang mau melakukan apa saja, termasuk meniru gaya hewan demi memenuhi kebutuhan hidupnya dan ibunya. Sang raja tetap membujuk putrinya agar menikah dengan seorang pangeran dari negeri tetangga, yang dia harapkan menjadi seorang pasangan yang pantas bagi anaknya. Namun, Putri Pyeongkang terus menolak. Sang raja naik pitam dan mengusir sang putri dari istana.

Akhirnya sang Putri Pyeongkang pergi dari istana. Dia membawa sedikit perhiasan pribadinya dan beberapa kain sutra. Putri Pyeongkang yang cantik dan cerdas tersebut pergi keluar dari istana. Dia berniat untuk pergi ke desa tempat tinggal Si Ondal.

Putri Pyeongkang akhirnya menemukan rumah Si Ondal. Si Ondal dan sang ibu tidak percaya akan kedatangan Putri Pyeongkang. Namun, akhirnya mereka menerima kedatangan sang putri untuk menetap di rumahnya. Suatu kehormatan bagi mereka untuk menerima sang putri. Sang putri akhirnya menjual perhiasan dan kain sutranya, lalu mengajarkan Si Ondal tentang ilmu pengetahuan, bahasa, berhitung, dan keahlian lainnya agar Si Ondal tidak bodoh.

Sang putri dengan sabar mengajarkan Si Ondal untuk menjadi pemuda yang cerdas. Akhirnya sang Putri dan Si Ondal menjadi sahabat yang baik.

Pada suatu ketika, Kerajaan Kaguryeo mendapatkan serangan dari kerajaan lain. Sang raja menjadi sangat cemas akibat serangan yang membabi buta dari kerajaan lawan. Sebab, rakyatnya pasti akan sengsara akibat peperangan. Ditambah lagi kesedihannya karena mengusir anaknya sendiri, Putri Pyeongkang.

Namun, akhirnya Kerajaan Kaguryeo mendapatkan kemenangan yang tidak diduga-duga. Kemenangan tersebut ternyata berasal dari seorang pemuda yang tidak dikenal yang ikut dalam pertempuran melawan pasukan musuh. Seorang pemuda yang tidak dikenal tersebut dapat memimpin perang dengan baik.

Sang raja penasaran dengan keberadaan pemuda hebat itu. Raja ingin berkenalan dengan sang pemuda yang telah menjadi pahlawan dalam menyelamatkan kerajaannya. Raja ingin mengucapkan terimakasih sekaligus memberikan penghargaan kepada sang pahlawan itu. Namun raja menjadi kaget, karena sang pemuda tersebut adalah Si Ondal. Pemuda yang dikenal miskin dan bodoh serta menjadi bahan olok-olokannya kepada Putri Pyeongkang.

Raja menjadi malu kepada dirinya sendiri. Seorang pemuda yang dianggap bodoh ternyata telah menyelamatkan kerajaanya. Sang raja kemudian mengangkat Si Ondal menjadi panglima tertinggi. Putrinya, Pyeongkang, akhirnya dinikahkan dengan Si Ondal. Mereka akhirnya hidup bahagia.