Kisah Tas Butut (Timur Tengah)

Pada suatu pagi yang indah, tampak seorang anak muda berjalan dengan lesu membawa tas butut. Wajahnya terlihat tak bahagia, ia terus saja berjalan menyusuri kota. Tiba-tiba, ia bertemu dengan orangtua yang bijaksana.

Orangtua itu bertanya kepada si pemuda. “Kenapa wajahmu terlihat sangat lesu, wahai pemuda?”

“Aku terlihat lesu karena aku adalah orang miskin. Aku tak memiliki harta apa pun selain tas butut yang jelek ini,” jawab si pemuda.

Lelaki bijak hanya menggeleng-geleng. Rupanya pemuda itu kurang menghargai tas yang dimilikinya.” Aku akan membuat tas itu menjadi berarti bagi si pemuda,” batin si lelaki bijak.

“Hai pemuda, coba kau lihat ujung jalan sana. Sepertinya ada uang yang terjatuh dari saku seseorang. Apakah uang itu milikmu?”seru lelaki bijak.

Pemuda itu langsung menoleh ke seberang jalan, Ia berlari menuju tempat yang ditunjukkan oleh si lelaki bijak. Pemuda itu meninggalkan tasnya. Ah! rupanya tak ada apa pun di seberang jalan. Lelaki bijak telah membohongi pemuda itu.

Olala… tas butut milik pemuda itu dibawa lari oleh si lelaki bijak. Dengan cepat pemuda itu mengejar si lelaki bijak. “Hey, kembalikan taskul Tas itu sangat berharga bagiku!” seru si pemuda.

Mendengar jawaban si pemuda, lelaki bijak tersenyum, lantas melempar tas butut itu ke pinggir jalan. Pemuda itu langsung menghampiri tas miliknya. Sementara si lelaki bijak bersembunyi di balik tembok. “Syukurlah tas ini masih menjadi milikku” ucap si pemuda.

Di balik tembok, si lelaki bijak tersenyum senang. Akhirnya ia berhasil membuat pemuda itu mensyukuri apa yang dia miliki, meskipun hanya sebatas tas butut. Tetapi, walaupun butut, tas itu tetaplah berguna bagi si pemuda.

Pesan Moral : Belajarlah menghargai apa yang kita miliki, sesederhana apa pun itu. Sebab, suatu saat nanti, kita pasti akan membutuhkan  apa yang kita miliki itu.