Kisah Tipuan Kancil

Pada suatu hari, Kancil sedang berjalan-jalan di sekitar ladang milik Pak Tani, la sangat ingin makan ketimun, tetapi Pak Tani selalu mengawasi kebunnya. Karena dirasa tiĀ­dak bisa mencuri ketimun, Kancil pun pergi meninggalkan tempat itu.

Di tengah perjalanan, Kancil bertemu dengan seekor sapi. Dengan kecerdikannya, Kancil mengajak Sapi untuk mencuri ketimun di ladang Pak Tani. Namun, Sapi menolak ajakan Kancil tersebut karena ia kasihan deĀ­ngan Pak Tani. Kancil sangat kecewa.

ā€œDasar Sapi, sok baik kamu. Bilang saja kamu takut dengan Pak Tani,ā€ dengus Kancil kesal.

Kancil melanjutkan perjalanannya. Tiba-tiba ada seekor kambing yang sedang asyik merumput. Kancil pun mengajak Kambing itu untuk mencuri ketimun di ladang Pak Tani. Mamun, Kambing juga menolaknya dengan alasan yang sama seperti Sapi. Lagi-lagi KanĀ­cil harus kecewa. Tapi, ia tetap bersemangat mencari teman untuk diajaknya mencuri keĀ­timun.

Sampailah Kancil di pinggiran sebuah kuĀ­bangan. Ia melihat seekor kerbau yang sedang mandi lumpur. Dipanggillah kerbau itu ke tepian. Setelah berbasa-basi, Kancil mengajak kerbau itu untuk mencuri ketimun.

ā€œHai, sahabatku Kerbau. Maukah kau kuĀ­ajak mengambil ketimun di kebun Pak Tani? Ketimun di sana terlihat segar-segar sekali. Kau pasti akan menyukainya,ā€ seru kancil membuĀ­juk kerbau.

Tanpa pikir panjang, kerbau itu meneriĀ­ma ajakan kancil. Kerbau tak tahu jika dirinya hanya dimanfaatkan kancil.

Mereka berdua lalu berjalan bersama meĀ­nuju ladang ketimun Pak Tani. Kancil berjalan di balik tubuh kerbau yang besar itu, sehingga yang tampak oleh Pak Tani hanyalah kerbau yang sedang melintas di pinggir ladang.

Pak Tani juga tak menaruh curiga sedikit pun kepada Kerbau, karena Kerbau belum pernah mencuri ketimun miliknya. Namun, lama-kelamaan Pak Tani curiga dengan KerĀ­bau. Setiap Kerbau melintas, ketimun milikĀ­nya selalu hilang.

Suatu ketika, saat Kerbau dan Kancil seĀ­dang beraksi, Pak Tani berhasil menangkap Kerbau. Sedangkan Kancil selamat karena teĀ­lah melarikan diri.

Pak Tani marah kepada Kerbau. Kerbau pun menjelaskan bahwa Kancil yang mencurinya. Tapi, Pak Tani tidak percaya. Sebagai ganĀ­tinya, Kerbau harus membajak sawah-sawah milik Pak Tani. Sejak itulah, setiap hari kerbau membajak sawah Pak Tani dengan leher yang terikat tambang.

Pesan Moral :

Jika ada temanmu yang mengajak pada keburukan, tolaklah ia. Nasihatilah temanmu agar ia selalu berbuat kebaikan