Kisah Usaha Keras Kelinci

Di sebuah perkebunan jagung yang cukup luas, ada seekor anjing petani yang se­dang mencari mangsa. Setiap hari anjing itu berkeliaran mengamati hewan pengganggu tanaman jagung petani.

Pada suatu pagi, si Anjing melihat seekor kelinci dari kejauhan. Kelinci itu sedang asyik memakan pucuk jagung yang masih muda. Anjing lalu berjalan perlahan mendekati Kelin­ci. Tetapi hal itu diketahui oleh Kelinci, karena Kelinci memiliki telinga yang panjang dan sa­ngat peka terhadap suara.

“Sepertinya ada yang mengikutiku,” gu­mam Kelinci.

Kelinci pun dengan sigap menghindari sang Anjing. Dengan cepat, ia melompat. Anjing pun mengejar Kelinci, ia terus berlari tanpa henti. Namun sang Kelinci juga sangat cepat dalam melompat sehingga Anjing kehilangan jejak si Kelinci.

“Ke mana Kelinci itu? Padahal hampir saja aku menangkapnya,” dengus Anjing, kesal.

Anjing mulai mengendus-endus bau Ke­linci. Tak lama kemudian, dia menemukan ke­linci itu. Kini ia mengejar si Kelinci lebih cepat dari sebelumnya. Namun, Kelinci tak dapat ia kejar juga. Akhirnya Anjing menyerah dan ti­dak mengejar kelinci itu lagi.

Rupanya kejadian itu dilihat oleh seekor burung gagak yang sedang bertengger di se­buah pohon.

“Ternyata kelinci itu lebih cepat diban­dingkan dirimu,” cetus Gagak kepada Anjing.

“Apakah kau tak melihat perbedaan yang sangat mencolok antara aku dengan kelinci itu?” tanya Anjing.

“Apa perbedaannya?” tanya burung Ga­gak.

Burung Gagak kebingungan karena ia tak melihat perbedaan itu. Dengan tenang. Anjing berkata bahwa dia berlari untuk menangkap makanan, sedangkan Kelinci berlari untuk mempertahankan hidupnya. Sebuah keinginan akan menentukan kerasnya sebuah usaha.

Burung Gagak hanya bisa mengangguk. Benar juga apa yang dikatakan anjing itu. Ah! Sungguh ia tak berpikir sampai ke sana.

Pesan Moral :

Jika memiliki keinginan yang keras, maka harus diikuti usaha yang keras juga. Keinginanmu dapat tercapai apabila kamu berusaha dengan sungguh-sungguh.